Monday, July 20, 2015

#akwilinadit : It's Time (wedding preparation)

Bello kawans.. :)

Lama banget ngga pernah update blog ini. Tiap hari niat ada, ide nulis juga ada, tapi kok yah... ada aja alasan untuk ngga nyentuh laptop. hehe..

Kali ini saya mau share yang lain, di luar pengalaman trip saya, yaitu kisah cinta saya (cieehh..).
Intinya sih, setelah berpacaran beberapa tahun, saya dan partner saya sudah memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya dalam berhubungan, yaitu mengikat janji suci dihadapan Tuhan.
Untuk saya pribadi sih, keinginan untuk menikah sudah cukup lama, dengan imajinasi baju pengantin impian, dan dekorasi serba mengikuti hobi saya. Tapi apa daya, kalau pasangan belum ada atau belum mau, simpan dulu ajah impian itu.
Sampai saatnya tiba untuk serius, baru lah saya mulai sibuk mikir ini itu. Makanya, judulnya saya sebut "It's Time", karena inilah saatnya saya mulai untuk menyibukkan diri.

Oh ya, kalau dari antara kalian masih single, jangan berkecil hati yah. Saya dulu juga sempat "minder", teman-teman sudah pada mulai nikah, punya baby lucu-lucu, ditambah "teror" sanak keluarga, tetangga, dan semua orang yang merasa pernah kenal saya dari kecil dengan pertanyaan "kapan kawin?".
Tapi ya sudahlah, saya ngga perlu menjelaskan mereka satu per satu alasan saya, cukup senyum dan jawaban "amin" ajah, paling mereka yang males sendiri.
Toh saya masih berstatus single juga ngga desperate kok, saya banyak kegiatan, saya enjoy kesana kemari sendirian atau bersama teman-teman, punya banyak kenalan baru, bahkan saya bisa ngetrip keliling Indonesia tanpa ada beban apa-apa. Coba bayangkan kalau sudah berkeluarga, pasti banyak pertimbangan kalau mau ngetrip, diizinin/ tidak oleh suami, gimana anak kalau ditinggal beberapa hari atau apakah anak-anak bisa diajak ngetrip kesana, dan banyak bagaimana lainnya.
Intinya sih bukan status yang bikin kita bahagia, tapi diri kita sendiri kan..
Jadi apapun status dan kondisimu, harus disyukuri. Bersyukur adalah salah satu cara untuk bahagia.

Ok, back to the topic, jadi curcol deh...

Keputusan menikah di usia yang cukup dewasa ini (iya.. cukup lah...), membuat saya untuk tidak memimpikan pesta pernikahan yang aneh-aneh lagi.
Buat saya sekarang sih, yang terpenting adalah kehidupan pernikahan itu sendiri, komitmen terhadap cinta dan janji suci.
Jadi kalau bisa sih, menikah di tempat ibadah, terus bubar. Tapi sayangnya ngga bisa yah, mengingat orang tua, keluarga, dsb nya, kami memutuskan pernikahan yang sederhana ajah, syukuran lah atas kebahagian kami.

So, it's time to think about our simple wedding reception.

Pertama-tama sih....

  1. Izin dan minta restu ke masing-masing orang tua.
    Ini penting, walaupun pernikahan kalian mandiri (tanpa bantuan biaya orang tua), karena dengan restu orang tua, mudah-mudahan semua rencana dilancarkan.
  2. Tentukan tanggal.
    Ini untuk mengikat tempat ibadah dan gedung resepsi yang akan digunakan nantinya. Serta detail lainnya seperti udangan, lamaran, serta vendor-vendor lain nantinya.
  3. Tentukan budget dan Tentukan jumlah undangan.
    Kenapa saya sebut dan, karena keduanya saling melengkapi. Dengan budget yang ada jadi bisa menentukan jumlah orang yang akan diundang.
    Atau jika mengetahui berapa jumlah undangan jadi bisa menabung atau mempersiapkan budget yang akan digunakan.
    Dengan budget dan undangan tersebut jadi bisa memilih lokasi resepsi yang akan digunakan dan detail-detail lainnya.
    Jadi, sekarang mulailah dengan menghitung-hitung orang, dan menyesuaikan budget yang ada.
Awww... sudah mulai sedikit senut-senut dikepala nih.


Ok, setelah kami menentukan tanggal kami di tahun 2016 nanti, langkah pertama yang perlu diselesaikan terlebih dahulu adalah tempat ibadah, karena persyaratan dan prosesnya cukup panjang dalam Agama kami, Katolik.

Proses yang akan kami jalani nantinya sebagai persyaratan Pernikahan Gereja Katolik yaitu :

  1. Daftar tanggal di Gereja Katolik tempat menikah.
    Tidak ada syarat khusus di proses ini, cukup bawa diri, dan menulis nama di buku sekretarit. Ini untuk booking tanggal, karena biasanya di hari weekend cuma ada 2x Sakramen Pernikahan/ Ibadat Nikah dalam sehari.
  2. Ikut progam Discovery KAJ.
    Program ini tidak wajib diikuti dan tidak menghasilkan sertifikat apapun, tapi perlu diikuti untuk para pasangan yang belum menikah tapi sudah cukup serius dalam hubungannya. Saya akan cerita lebih jauh nanti yah di lain blog.
    Syaratnya hanya registrasi dan bayar 200K untuk sepasang (untuk biaya konsumsi, karena makan waktu 10 jam).
  3. Daftar KPP dan mengikuti KPP (Kursus Persiapan Pernikahan).
    Syarat dan biaya KPP bisa dimintakan di masing-masing sekretariat tempat mengikuti KPP. Gampang, tinggal minta, terus dikasih fotokopian.
    Syarat dokumennya sih masih bisa dipenuhi tanpa harus kesana kemari, paling minta izin Ketua Lingkungan aja yang agak susah. Saya sebut susah karena kadang Capeng (Calon Pengantin) kadang harus keluar kota atau harus cari siapa Ketua Lingkungan didomisili dia.
  4. Daftar Kanonik dan mengikuti Kanonik.
    Syarat dan biaya juga mengikuti Gereja CPW (Calon Pengantin Wanita). Masa berlaku Kanonik sini hanya 6 bulan sebelum menikah. Jadi harus dipersiapkan waktu juga.
    Syarat yang sedikit butuh usaha sih palingan pembaharuan Surat Babtis, karena harus ke Gereja asal kita di babtis.
    Untuk detail KPP dan Kanonik saya post kemudian yah, setelah saya selesai menjalaninya. Hehe.
Untuk informasi lebih detail tentang prosedur / tata cara pernikahan Katolik, bisa dilihat dari sumber berikut :


Oh ya, mau sharing aja soal Pas Foto, yang perlu disiapkan (untuk KPP, Kanonik, Catatan Sipil) adalah :
  1. Pas Foto CPP ukuran 3x4 berwarna, siapin 10 lembar.
  2. Pas Foto CPW ukuran 3x4 berwarna, siapin 10 lembar.
  3. Pas Foto foto berdampingan, Pria di kanan, ukuran 4x6 berwarna, siapin 10 lembar.
Fyi aja, waktu itu kami sempat mau foto di salah satu gerai foto di Mall, masing-masing foto dikenakan biaya 50K (dengan sekali foto mendapatkan 1 CD, 4 lembar foto ukuran sesuai pilihan). Jadi kalau butuh 3 Foto, kena 150K deh dan ngga bisa di nego (ya iyalaah di Mall), terus harus bayar lagi kalau masing-masing foto mau nambah 6 lembar lagi. Tapi sayangnya, udah mahal, untuk pas foto dilakukan di luar, bukan di dalam studio, dengan alasan warna background polos untuk pas foto tidak tersedia di dalam studio. Alasan inilah yang membuat kami membatalkan foto di gerai foto di Mall ini,  malu ciiinn... ntar diliatin orang-orang lewat, karena kan pasti ngga cuma sekali jepret langsung sreg.
Akhirnya, kami foto di studio di luar Mall, kan banyak tuh toko foto (biasanya jaman dulu rame sebagai tempat cuci cetak foto) di pinggir jalan, untuk 3x foto, kami kena 107K (hasil nego) dengan mendapatkan 1 CD isi 3 Foto kami, dan masing-masing foto dapat 10 lembar (jadi ada 30 lembar foto).
Hasilnya juga OK (pas foto mah ya gitu-gitu ajah kan yah..), bisa dieditin juga (misal ngilangin jerawat yang lagi gengges gitu). Wuihh... untung banyak kan..... :D
Ini adalah kemenangan pertama kami soal memilih-milih vendor. Hwhwhw..



Ok deh, segini dulu sharing saya, karena saya sedang dalam proses persiapan pernikahan, nanti saya lanjut lagi dalam post berikutnya, dan kalau ternyata yang saya sampaikan disini ada informasi yang kurang, silakan kasih komen yah, nanti saya update post ini.

P.S. :
Post berikutnya nanti ada detail persiapan pernikahan Katolik, juga memilih-milih vendor.


Salam,
aql.

1 comment:

  1. waahh,,selamat ya :)
    semoga bisa nih ikutan 'tender' vendor kondangannya.
    hehehe

    ReplyDelete